fbpx

Berlokasi di Kecamatan Ngawen, Gunungkidul, Desa Jurangjero merupakan desa yang sedang berusaha untuk memperkenalkan dirinya kepada kita semua. Setelah bertahun-tahun menjadi desa agraris yang “begitu-begitu saja”, Jurangjero kini sedang merintis untuk menjadi desa wisata alam dan religi.
Potensi-potensi spot wisata alam dan religi di Desa Jurangjero berlimpah dan patut Anda kunjungi sebagai destinasi liburan anda selanjutnya. Desa Jurangjero diberkahi dengan pemandangan yang indah karena lokasinya yang berada di pegunungan.

Selain itu, Desa Jurangjero juga memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata religi. Destinasi wisata religi di Jurangjero ada bersifat divers yaitu dari beberapa agama, sehingga pemeluk agama yang berbeda-beda memiliki pilihan untuk berkunjung ke destinasi yang sesuai dengan kepercayaannya.

Uniknya, hampir setiap destinasi memiliki sejarah yang unik dan juga dikelilingi oleh alam yang indah. Terdapat beberapa destinasi wisata alam yang menjadi highlight Desa Jurangjero.

Pertama, ada Bukit Kuda yang terletak di Padukuhan Jurangjero. Bukit Kuda menawarkan panorama yang indah dilengkapi dengan pemandangan Gunung Merapi yang magis.

Selain itu, wisatawan dapat duduk bersantai berpiknik ria di gazebo yang ada di bukit tersebut sambil melihat pemandangan alam yang asri. Dalam perjalanan menuju bukit tersebut, pelancong juga melewati jalanan yang menanjak tetapi dikelilingi oleh persawahan terasering yang asri.

Kemudian, di Padukuhan Kaliwuluh terdapat destinasi wisata Magir Indah yang juga menawarkan tempat berpiknik dilengkapi dengan pemandangan yang cantik. Mirip dengan Bukit Kuda, Magir Indah juga terletak di dataran tinggi, perbedaannya adalah di Magir Indah terdapaat pelataaran yang lebih luas sehingga wisatawan memiliki ruang yang lebih luas untuk piknik.

Lalu, untuk destinasi wisata religi terdapat dua spot yang menawarkan cerita sejarah yang menarik. Pertama adalah Gunung Gambar di Padukuhan Wonosari yang merupakan lokasi Petilasan Sambernyowo. Menurut cerita masyarakat, konon katanya Pangeran Sambernyowo yang berasal dari Kerajaan Mangkunegara bertapa di Gunung Gambar ketika melawan penjajah.

Hingga saat ini, warga masih percaya bahwa cekungan batu yang ada di Petilasan Sambernyowo merupakan tempat Pangeran Sambernyowo dulu bertapa. Satu tahun sekali, warga Desa Jurangjero jalan kaki menuju Gunung Gambar dalam rangka napak tilas.

Destinasi wisata religi selanjutnya adalah Masjid Tiban yang berlokasi di Gambarsari. Bapak Manto, warga tetua di Pedukuhan Gambarsari, menceritakan sejarah Masjid Tiban yang dipercaya telah berpindah lokasi (dari dataran tinggi di Gambarsari ke dataran lebih rendah) karena dihentakkan oleh para wali di Makkah.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *