fbpx

Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menyebut di sektor pekerjaan warga Jogja lebih suka pada pekerjaan-pekerjaan kreatif, sehingga berbeda dengan daerah lain yang lebih ke industrialisasi atau pekerjaan formal.

Hal tersebut disampaikan Sekda Kota Jogja, Aman Yuriadijaya saat menerima kedatangan tim Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) di Kantor Wali Kota Jogja, Selasa (4/4/2023). Menurutnya industri yang ada di Jogja kebanyakan skala rumah tangga.

“Karena karakter itulah, kerja kreatif masyarakat orientasinya ke pekerjaan informal. Membuat Kota Jogja kesulitan pembukaan lapangan kerja. Sehingga yang kami dorong wirausaha,” katanya.

Oleh karena itu, ketersediaan coworking space di Kota Jogja terus digenjot. Saat ini, kata Sekda, sudah banyak coworking space, ruang terbuka yang sesuai dengan karakter mandiri dan informal. Sehingga jika Jogja dibaca terkait dengan penyediaan lapangan kerja, industri besar tidak ada.  

“Jogja ini bahkan banyak yang pekerja kreatif skala internasional, tapi kerja di rumah pakai celana pendek, sarungan, ini yang banyak terjadi. Tidak ada kantor, tidak ada outlet, tapi di situ mengendalikan banyak proses,” jelasnya.

Industri kreatif ini menurutnya menjadi kekuatan, didukung dengan karakter pendidikan dan karakter anak muda. Dilihat dari sisi pekerjaan cukup sulit didata karena industrinya rumahan.

“Sudah didirikan Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), tempat nongkrong orang yang kerjamandiri. Ini kami siapkan tempat nongkrong dengan berbagi fasilitas yang ada,” tuturnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan upaya Pemkot menggenjot sektor pekerjaan adalah dengan mengkontekstualisasikan, sehingga ada korelasi dengan kepentingan masyarakat. 


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *